Monday, May 12, 2025

Menjaga Kesehatan Mata Saat Menulis Buku: Pentingnya Mengenali Gejala SePeLe dan Cara Mengatasinya

Menulis buku adalah sebuah perjalanan panjang yang penuh tantangan. Saya sendiri pernah merasakan bahwa proses menulis yang intens bisa berdampak pada kesehatan mata. Sebagai seorang penulis yang sering menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputer atau bertatapan dengan buku catatan, saya sadar bahwa menjaga kesehatan mata bukan hanya penting, tapi wajib diperhatikan.


Tidak sedikit penulis yang mengabaikan gejala mata kering karena menganggap sepele. Padahal, kalau dibiarkan, bisa mengganggu kenyamanan hingga produktivitas menulis. Dalam tulisan ini, saya ingin berbagi pengalaman serta tips menjaga kesehatan mata, khususnya mengatasi mata kering dengan #InstoDryEyes agar proses menulis buku tetap lancar dan menyenangkan.

Tanda-Tanda Mata Kering yang Harus Diwaspadai: SePeLe

Sering saya dengar teman-teman sesama penulis mengeluhkan mata mereka yang terasa tidak nyaman, tapi biasanya dianggap hal kecil. Nah, saya ingin mengingatkan, jangan sampai gejala ini jadi “SePeLe”, singkatan dari mata Sepet, Perih, dan Lelah. Ketiga tanda ini kerap kali muncul ketika mata kekurangan kelembapan, terutama setelah berjam-jam fokus menulis.

  • Mata Sepet: Perasaan mata terasa seperti mengerut dan susah dibuka lebar, kadang sampai mengaburkan pandangan.
  • Mata Perih: Ada sensasi panas atau sakit pada mata yang membuat tidak nyaman, terutama saat sedang fokus menulis.
  • Mata Lelah: Rasa berat, ngantuk, dan mata susah konsentrasi yang biasanya muncul setelah lama menatap layar atau kertas.

Gejala SePeLe ini sebenarnya sinyal tubuh bahwa mata kita butuh perhatian lebih. Jangan abaikan, karena mata kering bisa menjadi awal masalah mata yang lebih serius. Saya pun dulu pernah mengalaminya dan baru sadar pentingnya menjaga kelembapan mata setelah gejala ini mulai mengganggu.

Menulis Buku dan Tantangan Kesehatan Mata

Ketika saya mulai menulis buku pertama, saya begitu bersemangat sampai lupa waktu. Setiap hari saya duduk berjam-jam di depan laptop tanpa jeda. Lama-lama mata saya mulai terasa kering, kadang perih dan berat. Bahkan, saya sampai harus sering berkedip berlebihan dan mengucek mata yang mulai tidak nyaman.

Awalnya saya pikir ini cuma efek dari capek biasa. Tapi saat mata semakin sering terasa sepet dan perih, saya baru sadar bahwa ini tanda mata saya butuh perawatan khusus. Kebetulan saya menemukan produk INSTO DRY EYES, yang membantu melembapkan mata dengan cepat dan aman. Sejak itu, saya rutin menggunakan tetes ini setiap merasa mata mulai kering.

Selain itu, saya juga belajar pentingnya memberikan jeda saat menulis. Teknik Pomodoro yang membagi waktu menulis dan istirahat ternyata sangat membantu mengurangi kelelahan mata. Saya biasakan untuk setiap 25 menit menulis, saya istirahat 5 menit dengan memalingkan pandangan dari layar dan melakukan peregangan.

Tips Menulis Buku Tanpa Mengorbankan Kesehatan Mata

Berdasarkan pengalaman saya, berikut beberapa tips menjaga kesehatan mata saat menulis buku agar terhindar dari mata kering:

  1. Atur Pencahayaan dengan Baik
     Pastikan ruang kerja memiliki pencahayaan yang cukup, tidak terlalu terang atau redup. Cahaya yang pas akan membantu mengurangi ketegangan mata.
  2. Gunakan Layar dengan Mode Ramah Mata
     Jika menulis di komputer, aktifkan mode malam atau blue light filter yang membantu mengurangi paparan cahaya biru yang bisa memperparah mata kering.
  3. Jaga Jarak dan Posisi Mata ke Layar
     Letakkan layar komputer sekitar 50-70 cm dari mata dan sedikit lebih rendah dari garis pandang agar mata tidak mudah tegang.
  4. Rutin Mengedip dan Istirahatkan Mata
     Mengedipkan mata secara sadar membantu menjaga kelembapan alami mata. Gunakan aturan 20-20-20: setiap 20 menit, lihat objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik.
  5. Gunakan Tetes Mata seperti INSTO DRY EYES
     Jika mata mulai terasa kering, jangan ragu untuk menggunakan tetes mata yang sesuai. Saya rekomendasikan #InstoDryEyes yang telah terbukti membantu melembapkan dan menyegarkan mata secara instan.
  6. Hindari Mengucek Mata
     Walau terasa gatal, hindari mengucek mata karena dapat memperparah iritasi dan mempercepat mata kering.

 


Solusi dari Permasalahan Mata Kering Saat Menulis

Ketika gejala SePeLe mulai muncul, penting untuk segera melakukan penanganan. Berikut solusi yang bisa dilakukan:

  • Segera Teteskan INSTO DRY EYES
     Produk ini membantu menambah kelembapan dan mengurangi rasa perih. Jangan tunggu sampai mata makin kering, langsung gunakan tetes mata agar kondisi tidak memburuk. Ingat, mata kering jangan disepelein karena bisa berujung pada iritasi dan gangguan penglihatan.
  • Perbanyak Minum Air Putih
     Kelembapan mata juga dipengaruhi oleh hidrasi tubuh. Pastikan cukup minum air putih agar tubuh dan mata tetap terhidrasi.
  • Konsumsi Makanan yang Mendukung Kesehatan Mata
     Seperti wortel, ikan salmon, dan sayuran hijau yang kaya vitamin A dan omega-3.
  • Konsultasi ke Dokter Mata Jika Perlu
     Jika gejala mata kering tidak membaik, jangan ragu untuk memeriksakan ke dokter spesialis mata.


Menulis buku memang sebuah proses yang menguras energi, terutama mata. Namun, menjaga kesehatan mata adalah investasi penting agar perjalanan menulis tetap menyenangkan dan hasilnya maksimal. Jangan anggap remeh gejala mata kering, terutama tanda SePeLe: mata Sepet, Perih, dan Lelah. Segera lakukan tindakan yang tepat, seperti menggunakan tetes mata INSTO DRY EYES dan menjalankan tips yang sudah saya bagikan.

Ingat, #MataKeringJanganSepelein. Dengan perawatan yang tepat, kamu bisa menulis buku dengan nyaman tanpa harus terganggu masalah kesehatan mata.

 

Monday, March 10, 2025

Memilih Spesialisasi dalam Menulis, Perlukah?

Selama ini, di dunia penulisan, banyak penulis-penulis yang "menyatakan diri" sebagai penulis buku tertentu. Misalnya, penulis buku anak-anak, penulis cerita komedi, penulis cerita horor, penulis roman, dll, dll.



Sebenarnya, spesialisasi itu perlu nggak sih? Sebagai penulis pemula, bagaimana kira-kira baiknya ya? Ambil semua kesempatan menulis (seperti yang selama ini saya lakukan) dengan harapan untuk memperbanyak pengalaman menulis, atau harus konsisten menulis genre yang kita pilih saja?

Buat saya, jujur saja, susah untuk jadi penulis spesialisasi. Alasannya sederhana. Sayang melewatkan kesempatan-kesempatan menulis yang bertebaran. Kalau bisa nulis semua genre, kenapa nggak ambil semua saja? Tapi, kalau punya prinsip begini, sepertinya kita jadi nggak punya ciri khas ya? Bener gak sih?

Trus, apa ya alasannya para penulis yang sudah memantapkan diri untuk menulis satu genre saja? Saya selalu salut pada penulis-penulis yang sudah memilih jalurnya ini. Mereka bisa melewatkan kesempatan-kesempatan menulis tanpa tergiur untuk ikut serta. Sementara, saya selalu tergiur untuk ikutan (kalau bisa) SEMUA event-event menulis.

Bagaimana menurut teman-teman?

 

Friday, March 7, 2025

Jerawat: Cegah dengan Enam Langkah

Bermasalah dengan kulit wajah? Ya, kulit wajah memang bagian paling sensitif dibanding kulit di bagian tubuh yang lain. Kulit wajah akan mudah berjerawat atau timbul flek.
Seorang teman mengeluh karena wajahnya penuh jerawat. Apalagi jerawat itu betah bertengger selama bertahun-tahun. Dia pernah mengatakan bahwa iri pada saya yang jarang jerawatan. Ketika saya menyarankan agar ia rajin membersihkan wajah, jawabannya hanya satu : malas!
Saya hanya tertawa. Ya, sekaligus sebal, sih :p
Baiklah. Kalau kamu tidak ingin bernasib seperti teman saya, berikut langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencegah jerawat mampir di wajah :
 

Pembersih dan Penyegar
Biasakan untuk membersihkan wajah. Saya masih percaya bahwa pembersih wajah dua langkah lebih efektif dibanding pembersih two in one. Oleskan pembersih ke seluruh wajah. Lakukan gerakan seperti memijat agar peredaran darah menjadi lancar. Setelah itu bersihkan menggunakan kapas khusus kecantikan. Lalu tuang penyegar di kapas dan oles ke seluruh wajah. Lakukan pembersihan wajah ini setiap pagi dan malam. Juga lakukan setelah bepergian (apalagi jika bepergian mengendarai motor).
Krim Malam
Gunakan setiap malam, sebelum tidur. Tentu saja ketika wajah telah dibersihkan. Oleskan krim malam tipis-tipis, dan ratakan ke seluruh wajah. Hindari mengoles krim malam di bawah mata.
Peeling dan Masker
Gunakan peeling dan masker seminggu sekali. Oleskan peeling di wajah yang telah dibersihkan. Lakukan gerakan seperti memijat. Setelah itu basuh dengan air dingin. Lalu oleskan masker. Diamkan sampai masker mengeras. Bilas menggunakan air dingin.
Jangan Asal Produk
Pilih produk kosmetik yang sesuai. Sesuaikan juga produk dengan jenis kulit wajah. Ada kulit wajah yang kering, berminyak, dan normal.
Hindari Gonta-ganti Produk
Setelah memilih produk kosmetik yang sesuai, jangan tergoda untuk mencoba-coba produk merk lain. Kalau kamu nekad, wajahmu yang akan jadi korban. Jerawat bukan pergi tetapi malah hobi “nangkring”. Saya sudah menggunakan produk pembersih dan penyegar wajah sejak SMP. Dan saya tidak berniat untuk mengganti dengan produk lain. Kalau sudah cocok mengapa harus berpaling?
Singkirkan Tangan
Ya, singkirkan tanganmu dari wajah. Jangan “gatal” mengutak-atik, mengusap-usap, atau menggaruk wajah. Bila sedang timbul jerawat, jangan pernah memencet jerawat karena justru akan menimbulkan peradangan. Jerawat yang meradang akan susah sembuh. Kalaupun sembuh, menimbulkan bekas yang sukar hilang.
Nah, itulah enam tips agar jerawat tidak tertarik mampir ke wajah. Tips ini saya tulis berdasarkan pengalaman saya selama ini.
Berani mencoba?
 

 

 

Thursday, February 27, 2025

Filosofi Kain

Saya pernah menjadi panitia di acara pernikahan. Pernikahan itu menggunakan adat Jawa lengkap. Upacara sakral yang paling menyita perhatian saya adalah acara Siraman, Midodareni, dan Akad Nikah. Di setiap acara, calon mempelai wanita dan keluarganya memakai kain yang motifnya berbeda-beda.

Pada acara Siraman, calon mempelai wanita menggunakan kain motif Udan Liris, semantara orang tua mempelai memakai kain motif Truntum. Di acara Midodareni, calon mempelai wanita memakai kain motif Wahyu Temurun, dan orang tuanya memakai kain motif Wirasat. Dan pada Akad Nikah, kedua mempelai menggunakan kain bermotif Sido Mukti.

Setelah membaca artikel-artikel di situs web http://kainindonesia.com , barulah saya mengerti bahwa setiap motif kain memiliki filosofinya masing-masing. Pemilihan kain yang akan dikenakan pada upacara-upacara adat tidak boleh sembarangan. Ada aturan dan tata cara tersendiri, karena berbeda motif, berbeda pula makna yang terkandung dari setiap kain.

Contohnya pada artikel yang berjudul “Melayat Bersama Motif Slobok”. Pada artikel ini tertulis bahwa kain dengan motif Slobok, yang artinya longgar atau lancar, digunakan untuk melayat teman yang meninggal. Harapannya agar yang meninggal diberi kelancaran dalam perjalanan kembali ke asalnya.

Saya pun “keasyikan” mencari tahu makna dari kain-kain yang digunakan dalam upacara adat pengantin Jawa. Motif Udan Liris berarti hujan gerimis yang melambangkan kesuburan. Motif Truntum memiliki makna sebagai penuntun, hampir sama dengan makna dari motif Wirasat. Sedangkan motif Sido Mukti melambangkan hidup berkecukupan dan penuh kebahagiaan.

Tak hanya batik, kain songket dari Minangkabau juga memiliki makna filosofi. Motif batang pinangnya mengandung arti sifat mulia yang ada pada diri manusia.
Selain mengenai folosofi dari motif kain, di situs web http://kainindonesia.com masih banyak artikel lain yang sangat informatif. Salah satunya adalah “Tips Memilih Kemeja Batik untuk Pria”.

Berbicara mengenai kain, berarti membicarakan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Hampir seluruh daerah di Indonesia, dari Aceh hingga Papua, memiliki kain tenun khas masing-masing.

Dalam situs web tersebut, pada artikel yang berjudul “Buya Sabe Khas Donggala” dikatakan bahwa daerah Desa Towale memiliki kain tenun khas yang disebut Buya Sabe. Tentu saja masih ada lagi artikel-artikel tentang kain tenun khas daerah lain.

Bila kamu tak punya cukup waktu untuk menjelajah Indonesia demi mengoleksi kain-kain khas setiap daerah, kini ada jalan yang lebih mudah. Klik saja situs web Kain Indonesia. Kamu bisa mendapatkan kain-kain cantik itu dalam waktu singkat.

Ternyata kain tak hanya digunakan sebagai pakaian dan penghias rumah. Salah satu berita yang disampaikan di http://kainindonesia.com mengatakan bahwa pada abad 14, terdapat uang yang disebut Kampua. Kampua adalah satu-satunya uang yang terbuat dari kain tenun yang beredar di Indonesia.

Penggunaan uang kain tenun itu berawal dari… Hmmm… Rasanya tidak enak kalau diceritakan di sini, ya. Lebih baik baca saja kelanjutannya di sini.

Thursday, February 20, 2025

Tips Mengatasi Kejenuhan Dalam Menulis

Ternyata, ada masanya penulis merasa bosan menulis. Mungkin sebagian orang bingung. Bukankah menulis itu suatu hobi? Bukankah melakukan segala sesuatu yang merupakan hobi, tidak akan dilanda bosan?



Banyak penulis yang berangkat dari hobi. Namun, setelah sering menulis, apalagi sampai kewalahan menerima order, lama kelamaan menulis bukan lagi sekadar hobi, melainkan menjadi pekerjaan. Sama halnya ketika menggeluti pekerjaan lain, penulis juga pernah merasa jenuh dengan kegiatan menulisnya.
Merasa bosan boleh saja. Tapi, ketika kita telah memilih menulis sebagai suatu pekerjaan, rasa bosan itu harus segera diatasi.
Bagaimana mengatasi kejenuhan dalam menulis?
Membuat Tulisan Lain
Apabila kamu menulis naskah dengan genre yang sama dalam jangka waktu lumayan lama, wajar jika kamu merasa bosan. Sebagai contoh, kamu harus menyelesaikan dua naskah nonfiksi. Ketika selesai mengerjakan satu naskah, ambillah jeda. Buatkah tulisan lain dengan genre yang berbeda. Misalnya, cerpen anak. Tidak perlu terlalu banyak. Cukup 3-5 halaman. Tujuannya adalah untuk menyegarkan pikiranmu, sebelum melanjutkan naskah nonfiksi berikutnya.
 
Jalan-Jalan
Kejenuhan dalam menulis bisa disebabkan oleh mata yang lelah. Pusing, mata berkunang-kunang, dan kelopak mata yang pegal, membuat kita ingin menjauh dari kegiatan menulis. Maklum, selama menulis, kita tidak menyadari telah “menyiksa” indera yang satu ini untuk menatap layar komputer atau laptop selama berjam-jam. Agar mata lebih segar, berjalan-jalanlah ke luar ruangan. Biarkan mata memandang objek yang agak jauh. Yang perlu diingat, saat mengistirahatkan mata dari layar komputer, jangan justru memegang ponsel. Hal ini akan membuatmu tergoda menatap layar ponsel yang akan membuat matamu batal beristirahat.
 
Tinggalkan Tugas Sejenak
Kalau hal-hal di atas sudah dilakukan tetapi kamu masih jenuh, cobalah tinggalkan sejenak kegiatan menulismu. Saya melakukannya ketika menulis buku Hang Tuah Ksatria Melayu, Cut Nyak Dhien Pahlawan Wanita Aceh, Sudirman Sang Panglima Besar, dan Pangeran Diponegoro Singa Mataram, nonstop empat bulan berturut-turut. Sehari semalam cukup untuk membuat otak segar kembali. Jangan lebih dari itu, sebab kamu akan terlena untuk berleha-leha, padahal pekerjaan sudah menunggu.